Film “The Avengers” diproduksi oleh Marvel akan segera tayang tahun ini. Film ini menceritakan organisasi super hero yang bernama S.H.I. E.L.D yang beranggota Iron Man, Captain America, Spiderman, Thor, Doctor Ricard (Fantastic 4), Hulk,Agent Natalhen Rusman ada beberapa lagi yang ikut membantu karakter film ini. Kali ini Marvel Studio menampilkan seluruhnya dengan 3D, tidak lagi seperti film-film sebelumnya seperti Iron Man, Spiderman tetapi kali ini mengadopsi efek 3D dari Transformers dan Avatar. Di film – film sebelumnya Marvel sering menampilkan dialog dan perumusan masalah dengan sedikit memakai efek 3D dengan kata lain durasi dialog lebih lama daripada durasi aksi karakter. Dari trailer “The Avengers” ini jelas menunjukan bahwa Marvel akan menampilkan durasi aksi karakter lebih banyak dari durasi dialog dan akan memakai efek 3D lebih banyak dibandingkan sebelumnya. Pertanyaan sekarang adalah kenapa “The Avengers” dibuat??untuk apa?dan bagaimana dampak bagi perfilman dalam negeri maupun luar negeri?
Sekarang, kenapa “The Avenger” dibuat?mungkin di “otak” Marvel Studio sudah tidak ada lagi ide untuk menciptakan karakter super hero lagi, karena mereka telah banyak menciptakan super hero, entah yang berteknologi tinggi maupun hanya efek dari gigitan serangga, juga yang tidak bisa terbang sampai Marvel menciptakan monster berkulit hijau, ini bukti seluruh ide mereka telah habis tertuang kecuali jika mereka menciptakan super hero yang bisa berenang, selama ini belum ada super hero yang bermain-main dengan air tapi mereka selalu bermain – main dengan api, batu, besi, obat, listrik, racun serangga, bahkan karet juga mereka mainkan. Tujuan yang paling jelas adalah untuk menyaingi Film Paramont Tranformers dan Avatar. Tapi Colombia Picture banyak memakai manusia, jadi kesan natural tetap ada, daripada Paramont Picture yang menampilkan bongkahan besi dari planet yang namanya seperti tipe kabel juga melakukan tranform dari alat-alat transportasi tapi untung mereka tidak menampilkan perubahan dari becak atau dokar sedangkan Avatar adalah film yang memakai 99,99% 3D tetapi jadi terlihat aneh karena semua karakternya berwarna biru, bercak hitam dan berekor jadi sulit mengetahui mana yang laki-laki dan yang perempuan. Lalu untuk apa “The Avengers” dibuat?Perlu diketahui Marvel punya satu musuh yaitu Capcom. Marvel ingin meninggalkan jauh Capcom yang selalu bertarung dengan kemampuan alamiah diri. Mungkin suatu saat Film Perang Dunia ke 4 akan segera dirilis, yaitu Marvel vs Capcom. Sudah jelas siapa pemenangnya bukan. Jadi untuk apa dibuat jika”karakter” mereka bisa mengusai dunia kecuali jika karakter mereka melawan Transformers. Tamatlah riwayat “The Avenger”. Kemudian bagimana dampak “The Avenger” bagi kita dan diluar kita? Indonesia sudah bersemangat membuat film 3D walau masih banyak terlihat cacat seperti saat terbang terlihat benang dan ketika manusia dihadapkan pada gambar sering terjadi kesalahan pada gerak-gerik karakter, kreatif, tapi memalukan apa lagi gala sinema yang menampilkan manusia berbadan ular atau berkepala anjing, apa tidak ada hal yang menjijikan lagi. Seperti inilah perfilman Indonesia, suka sekali dengan hewan yang “dikawinkan”dengan manusia. Hina! sekali...tapi semoga dengan adanya “The Avengers”, perfilman Indonesia bisa belajar bagaimana menggunakan efek 3D, asal tidak plagiat saja. Kalau dampak bagi diluar kita khusunya di Amerika, jika ada kejahatan warga Amerika tidak melapor ke kantor polisi algi tetapi mungkin akan melapor ke kantor Marvel atau mungkin akan ke kantor S.H.I.E.L.D, jelas sekali agar mengatasi masalah tanpa masalah. Tidaklah, mereka akan melakukan seleksi dari film – film berefek 3D dan memilih untuk jadi nomor 1. Ya, America Movie Award itu ujung – ujungnya. Lagipula Indonesia lebih senang dengan darah, baju putih panjang, mistik, klenik jadi untuk belajar efek 3D sangat sulit. “The Avengers” kemungkinan menjadi film 3D yang paling ditunggu anak – anak seluruh dunia khusunya di negara kita, kenapa? anak – anak kita sudah bosan melihat Saras 008, mungkin mereka lebih menyukai James Bond dari pada Saras. “The Avengers” akan membuat mereka berimajinasi seperti karakter yang mereka suka. Sebenarnya kita juga telah memiliki film super hero tapi jauh dari akal sehat manusia. Saya malu untuk membahas masalah super hero kita, lebih suka saya membahas super mie atau bermain guitar hero. “The Avengers” adalah film yang sangat memiliki nilai teknologi yang tinggi sedangkan “The Kocak” adalah sinema yang memiliki tingkat kekonyolan yang tinggi. Dengan dirilisnya film “The Avengers” smoga perfilman Indonesia semakin kreatif, aktif, inovatif dalam mencari ide – ide. Agar suatu saat perfilman Indonesia menjadi film terkeren dan yang paling dinikmati penonton bukan menjadi yang terkonyol dan paling membosankan.
Sekarang, kenapa “The Avenger” dibuat?mungkin di “otak” Marvel Studio sudah tidak ada lagi ide untuk menciptakan karakter super hero lagi, karena mereka telah banyak menciptakan super hero, entah yang berteknologi tinggi maupun hanya efek dari gigitan serangga, juga yang tidak bisa terbang sampai Marvel menciptakan monster berkulit hijau, ini bukti seluruh ide mereka telah habis tertuang kecuali jika mereka menciptakan super hero yang bisa berenang, selama ini belum ada super hero yang bermain-main dengan air tapi mereka selalu bermain – main dengan api, batu, besi, obat, listrik, racun serangga, bahkan karet juga mereka mainkan. Tujuan yang paling jelas adalah untuk menyaingi Film Paramont Tranformers dan Avatar. Tapi Colombia Picture banyak memakai manusia, jadi kesan natural tetap ada, daripada Paramont Picture yang menampilkan bongkahan besi dari planet yang namanya seperti tipe kabel juga melakukan tranform dari alat-alat transportasi tapi untung mereka tidak menampilkan perubahan dari becak atau dokar sedangkan Avatar adalah film yang memakai 99,99% 3D tetapi jadi terlihat aneh karena semua karakternya berwarna biru, bercak hitam dan berekor jadi sulit mengetahui mana yang laki-laki dan yang perempuan. Lalu untuk apa “The Avengers” dibuat?Perlu diketahui Marvel punya satu musuh yaitu Capcom. Marvel ingin meninggalkan jauh Capcom yang selalu bertarung dengan kemampuan alamiah diri. Mungkin suatu saat Film Perang Dunia ke 4 akan segera dirilis, yaitu Marvel vs Capcom. Sudah jelas siapa pemenangnya bukan. Jadi untuk apa dibuat jika”karakter” mereka bisa mengusai dunia kecuali jika karakter mereka melawan Transformers. Tamatlah riwayat “The Avenger”. Kemudian bagimana dampak “The Avenger” bagi kita dan diluar kita? Indonesia sudah bersemangat membuat film 3D walau masih banyak terlihat cacat seperti saat terbang terlihat benang dan ketika manusia dihadapkan pada gambar sering terjadi kesalahan pada gerak-gerik karakter, kreatif, tapi memalukan apa lagi gala sinema yang menampilkan manusia berbadan ular atau berkepala anjing, apa tidak ada hal yang menjijikan lagi. Seperti inilah perfilman Indonesia, suka sekali dengan hewan yang “dikawinkan”dengan manusia. Hina! sekali...tapi semoga dengan adanya “The Avengers”, perfilman Indonesia bisa belajar bagaimana menggunakan efek 3D, asal tidak plagiat saja. Kalau dampak bagi diluar kita khusunya di Amerika, jika ada kejahatan warga Amerika tidak melapor ke kantor polisi algi tetapi mungkin akan melapor ke kantor Marvel atau mungkin akan ke kantor S.H.I.E.L.D, jelas sekali agar mengatasi masalah tanpa masalah. Tidaklah, mereka akan melakukan seleksi dari film – film berefek 3D dan memilih untuk jadi nomor 1. Ya, America Movie Award itu ujung – ujungnya. Lagipula Indonesia lebih senang dengan darah, baju putih panjang, mistik, klenik jadi untuk belajar efek 3D sangat sulit. “The Avengers” kemungkinan menjadi film 3D yang paling ditunggu anak – anak seluruh dunia khusunya di negara kita, kenapa? anak – anak kita sudah bosan melihat Saras 008, mungkin mereka lebih menyukai James Bond dari pada Saras. “The Avengers” akan membuat mereka berimajinasi seperti karakter yang mereka suka. Sebenarnya kita juga telah memiliki film super hero tapi jauh dari akal sehat manusia. Saya malu untuk membahas masalah super hero kita, lebih suka saya membahas super mie atau bermain guitar hero. “The Avengers” adalah film yang sangat memiliki nilai teknologi yang tinggi sedangkan “The Kocak” adalah sinema yang memiliki tingkat kekonyolan yang tinggi. Dengan dirilisnya film “The Avengers” smoga perfilman Indonesia semakin kreatif, aktif, inovatif dalam mencari ide – ide. Agar suatu saat perfilman Indonesia menjadi film terkeren dan yang paling dinikmati penonton bukan menjadi yang terkonyol dan paling membosankan.
Sudah Beredar Loh sob Filmnya itu, Udah LAmaa..
ReplyDeleteMenunggu Iron MAn 3 hehe
artikel ini buat nyidir salah satu sinetron ga mutu..
ReplyDelete